Senin, 11 Juni 2012
Nasihat Jalaluddin Rumi
Maulana Jalaluddin Rumi Muhammad bin Hasin al Khattabi al-Bakri (Jalaluddin Rumi) atau sering pula disebut dengan nama Rumi adalah seorang penyair sufi yang lahir di Balkh (sekarang Afganistan) pada tanggal 6 Rabiul Awwal tahun 604 Hijriah, atau tanggal 30 September 1207 Masehi.
Ayahnya masih keturunan Abu Bakar, bernama Bahauddin Walad. Sedang ibunya berasal dari keluarga kerajaan Khwarazm. Ayah Rumi seorang cendekia yang saleh, mistikus yang berpandangan ke depan, seorang guru yang terkenal di Balkh.
Saat Rumi berusia 3 tahun karena adanya bentrok di kerajaan maka keluarganya meninggalkan Balkh menuju Khorasan. Dari sana Rumi dibawa pindah ke Nishapur, tempat kelahiran penyair dan alhi matematika Omar Khayyam. Di kota ini Rumi bertemu dengan Attar yang meramalkan si bocah pengungsi ini kelak akan masyhur yang akan menyalakan api gairah Ketuhanan. Profil Rumi tersebut dikutip dari Wikipedia.
Berikut nasehat Rumi kepada kita semua;
Jangan melihat pada ekspresi-ekspresi wajah.
Jangan dengarkan apa yang dikatakan lidah.
Jangan biarkan air mata menghanyutkanmu.
Itu semua hanyalah produk dari kulit luar manusia saja,
yang mana selalu berubah setiap harinya.
Tapi lihatlah pada apa yang ada dibalik itu.
Bukan pula pada hatinya, karena hati selalu berfluktuasi.
Bukan pula pada pikirannya,karena pikiran selalu mengubah sudut pandangnya kapanpun,perspektifnya berubah.
Apalagi,pikiran itu bisa saja menerima suatu keadaan sekarang yang dulunya ia tolak.
Bahkan para ilmuwan pun mengubah teori mereka.
Tidak anakku!
Jika kamu ingin memahami manusia, maka lihatlah tindakannya pada saat ia memiliki kebebasan untuk memilih.
Hanya pada saat itulah kamu akan sangat terkejut ketika melihat ada seorang ahli ibadah yang melacurkan diri, dan seorang pelacur yg justru beribadah!
Kamu bisa juga menemukan seorang ahli fisika meminum racun,
dan kamu bisa terkaget-kaget karena menemukaan seorang teman yg menikammu dari belakang sedangkan musuhmu justru menyelamatkanmu!
Kamu pun mungkin akan melihat seorang pelayan yg betindak semulia majikan, dan seorang majikan yang berbuat serendah perbuatan pelayan yg terburuk!
Kamu mungkin pula akan melihat para Raja mengambil suap, dan para Pengemis memberikan sedekah!
Lihatlah hakikat manusia disaat dia tidak punya rasa takut yang dapat menghentikannya; disaat kewaspadaannya tertidur; hawa nafsunya terpuaskan, dan semua penghalang telah dirobohkan.
Hanya pada saat itulah kamu bisa melihat realitas dari manusia:
apakah dia berjalan dgn 4 kaki seperti binatang, atau justru ia terbang layaknya seorang malaikat, atau ia merayap bagaikan seekor ular, atau bahkan memakan lumpur seumpama cacing tanah!
Label:
World
Langganan:
Postingan (Atom)