sumber: investorindonesia.com
"Indonesia tidak terpengaruh krisis ekonomi global yang dipicu kasus subprime mortgages di Amerika Serikat," kata Presiden Direktur dan Chief Executive Officer (CEO) PT Bakrieland Development Tbk Hiramsyah S Thaib dalam makalah yang bertajuk "Indonesia, the Right Property Investment Destination in this ongoing Global Crisis".
Makalah yang dibacakan Hiramsyah pada acara Kongres Pan Pacific ke-25 di Bali, 27-30 September 2010 menyebutkan, akibat dari kasus subprime mortgages tahun 2008 membuat harga rumah jatuh, sejumlah orang kehilangan rumah tinggal, serta dampak sistemik terhadap kondisi ekonomi di banyak negara sehingga membuat sejumlah perusahaan keuangan gulung tikar.
Saat ini, dunia tengah memasuki tahap pemulihan akibat krisis ekonomi. “Pemerintah Amerika Serikat menerbitkan sejumlah paket stimulus, dana talangan terhadap perusahaan yang bangkrut termasuk perusahaan keuangan, serta berbagai upaya lainnya,” kata Hiramsyah.
Hiramsyah mengatakan, ketika sektor properti di negara-negara Barat mengalami kesulitan, justru investasi di negara-negara kawasan Asia khususnya sektor properti justru bergairah dan penjualan sangat prospektif.
”Kondisi demikian disebabkan fundamental ekonomi negara-negara di Asia sangat kuat membuat investor regional dan global mencari alternatif pasar ke negara-negara ini,” kata Hiramsyah.
Hiramsyah menjelaskan, investasi di negara-negara Asia masih sangat menarik karena harganya yang murah serta banyak pilihan yang menjanjikan.
Hiramsyah menunjuk Hong Kong dan Singapura yang harga propertinya masih dianggap rendah dan memiliki peluang untuk berinvestasi.
”Kedua negara ini awalnya diprediksi terkena imbas dari krisis ekonomi terlihat dari investasi asing yang banyak ke luar dari negara ini, tetapi kenyataannya sektor properti justru naik sangat tajam,” jelas Hiramsyah.
Hiramsyah mengatakan, apabila melihat sasaran investasi di sektor properti, Asia Tenggara masih dalam daftar teratas di kalangan investor.
"Harga properti per meter persegi di Asia Tenggara masih lebih murah dibandingkan Hong Kong dan Jepang. Seperti di Indonesia untuk apartemen yang memiliki lokasi premium di pusat kota hanya dihargai 1.381 dolar AS per meter persegi dengan keuntungan (yield) 11,4 persen tertinggi di kawasan ini," kata Hiramsyah.
Hiramsyah mengatakan, angka-angka tersebut menunjukkan hasil dan keuntungan bagi investor yang menanamkan modalnya di sektor properti di Indonesia, bahkan di kalangan negara Asia sektor properti di Indonesia sangat menjanjikan.
Hiramsyah juga mengungkapkan, di saat perusahaan lain berusaha keluar dari krisis ekonomi, Indonesia justru tidak terpengaruh dari dampak tersebut. Hal ini karena pasar properti primer di Indonesia lebih banyak dari domestik, serta baru sedikit sekali berasal dari asing.
Saat ini investor dari sejumlah negara Asia seperti Jepang, India, dan Singapura telah menyatakan minatnya untuk membeli pasar perumahan realestat di Indonesia.
untuk info properti dijual:
http://lansanosplace.blogspot.com/search/label/Property%20Dijual
Tidak ada komentar:
Posting Komentar