sumber: okezone
Seiring dengan pertumbuhan ekonomi Asia Pasifik yang naik signifikan, sejumlah perusahaan pun tercatat tumbuh pesat. Laba, pendapatan, dan harga saham dari perusahaan ini pun melejit, dan memperlihatkan bagaimana luar biasanya pertumbuhan emiten-emiten tersebut.
Forbes meruntunkan 50 perusahaan terbuka yang mengalami pertumbuhan paling signifikan di regional tersebut (Faboulus 50/Fab 50). Tentu dengan melihat laba, pendapatan, dan harga saham pada 2009 melonjak hampir di seluruh papan perdagangan pada tahun sebelumnya.
Fab 50 yang disusun Forbes ini merupakan keenam kalinya. Yang hebat, India dan China menyumbang tidak kurang dari 32 perusahaan. Di mana ada 16 emiten India yang masuk, dan 16 emiten China yang masuk Fab 50 ini. Padahal, pada 2005, hanya lima emiten di China dan tiga emiten asal India yang masuk dalam kategori ini.
Sementara dari Indonesia, hanya diwakili oleh satu perusahaan saja. Tetapi nasib naas dialami oleh Malaysia dan Filipina, di mana sekarang ini tidak ada perusahaan perwakilannya yang masuk dalam kategori ini. Berikut perusahaan-perusahaan listed yang ada dalam Fab 50 tersebut,
1. Acer, perusahaan teknologi asal Taiwan dengan market value USD6,4 miliar dan penjualan mencapai USD17,9 miliar.
Acer sekarang ini menguasai 13 persen dari pasar PC dunia, sementara kompetitornya, HP telah tergelincir menjadi 17,4 persen. Selanjutnya, emiten blue chip ini tengah bersiap untuk menantang saingannya di masa depan, Apple, dan iPhone dan iPad.
Acer merupakan kompetitior utama dari Lenovo. Lenovo merupakan penguasa pasar PC di Cina dengan porsi sebanyak 29 persen, tetapi Acer tampaknya mungkin mendapatkan kesempatan emas dari bisnisnya. Akibatnya, Acer berniat menggenjot penjualannya di China menjadi USD2,5 miliar dari tahun lalu yang tidak lebih dari USD1 miliar.
2. Adani Enterprises, perusahaan trading metal dan mineral asal India. Market value USD8,8 miliar dengan penjualan sebesar USD5,8 miliar.
Adani merupakan merupakan trader batu bara terbesar di India. Dia memiliki dua tambang batu bara di Indonesia dan telah menandatangani sewa untuk satu tambang di Australia. Perusahaan ini berkantor pusat di Ahmedabad dan membangun kota di sana.
Founder Adani, Gautam S Adani mendirikan perusahaan ini sebagai perusahaan perdagangan pada tahun 1988 dan, bersama dengan keluarganya yang sekarang ini masih memiliki sebanyak 74 persen. Adani sekarang mengoperasikan pelabuhan pedagang swasta terbesar di India dan menawarkan kapasitas terbesar di negara itu untuk minyak dan manufaktur.
3. Agile Property Holdings, perusahaan yang bergerak di bidang real estate dan property development. Market value USD4,1 miliar dengan penjualan mencapai USD2 miliar.
Perusahaan yang berbasis di Guangdong, China ini mengembangkan dan mengelola properti dan mengoperasikan hotel, dengan fokus pada kota-kota lapis kedua dan memiliki proyek besar di pulau Hainan. Portofolionya terdiri dari 66 proyek di 22 kota.
Laba operasi Agile melonjak 51 persen (year on year/yoy) pada semester pertama. Bulan lalu perusahaan ini memulai usaha patungan dengan tiga lainnya pengembang properti yang terdaftar di Hong Kong untuk menggarap sebidang tanah di Tianjin dengan nilai lebih dari USD1 miliar. Di sana perusahaan-perusahaan berencana untuk membangun properti perumahan dan komersial di sana selama sembilan tahun ke depan.
4. Axis Bank, bank asal India dengan market value USD11,8 miliar dan pendapatan sebesar USD3,4 miliar.
Pada Juni tahun lalu Sharma (51) mengambil alih sebagai chief executive and managing director Mumbai Axis Bank. Axis memiliki aktiva USD41 miliar dengan sebanyak 22.000 karyawan, adalah bank swasta terbesar ketiga dan merupakan salah satu pertama yang diizinkan untuk memulai bawah deregulasi pada tahun 1994.
Di bawah kepeimpinan Sharm, pendapatan naik 29 persen menjadi mencapai USD3,4 miliar pada kuartal pertama. Sementara laba bersih melonjak 57 persen mencapai USD553 juta.
5. PT Bank Central Asia Tbk (BCA), bank asal Indonesia dengan market value mencapai USD16,6 miliar dan pendapatan USD2,9 miliar.
Pertumbuhan laba rata-rata per tahunnya mencapai 23 persen, sekarang bank ini tengah dalam proses mendirikan finance company yang fokus ke kredit sepeda motor, yang merupakan sektor yang tengah booming. Kinerjanya keuangannya naik lebih dari 20 persen selama paruh pertama tahun ini. Keluarga Hartono, yang terkaya di Indonesia, dengan kekayaan senilai USD7 miliar memiliki sebanyak 47 persen saham bank dengan kode BBCA ini.
6. Banpu, perusahaan yang bergerak di sektor batubara asal Thailand dengan market value USD5,4 miliar dan pendapatan USD1,7 miliar.
Harga saham ini telah melonjak 65 persen dibandingkan tahun lalu, melampaui indeks Thailand yang tumbuh 47 persen. Didorong oleh kontrak yang harga yang cukup besar, pendapatan tumbuh 20 persen tahun lalu menjadi USD1,7 miliar, dan laba melonjak 61 persen menjadi USD427 juta.
7. Belle International Holding, merupakan perusahaan ritel asal Hong Kong dengan market value USD14,6 miliar dan pendapatan USD2,9 miliar.
Ritel sepatu wanita terbesar dengan jumlah gerai mencapai 10.000, setelah perusahaan menambah sebanyak 700 gerai pada semester pertama tahun ini. Penjualan dan keuntungannya semakin meningkat seiring dengan pesatnya mode di China.
Mulai beroperasi pada tahun 1991 sebagai produser,lalu masuk ritel hanya pada tahun 2003. Selanjutnya perusahaan ini go public di Hong Kong pada tahun 2007, dan saham tersebut telah 500 kali oversubscribed.
8. Bharat Heavy Electrical, perusahaan yang bergerak di sektor listrik asal India dengan market value USD25,3 miliar dan pendapatan USD7,4 miliar.
Bharat merupakan perusahaan rekayasa dan manufaktur terbesar di India, per Juni perusahaan ini memiliki order book USD32 miliar. Perusahaan ini berbasis di New Delhi ini dimiliki negara 68 persen, dan investor institusi perusahaan asing memiliki 15 persen. Dan saat ini menggarap proyek di 23 negara.
9. Changsa Zoomlion Heavy Indus, perusahaan yang bergerak di bisnis alat berat asal China. Market value mencapai USD8,2 miliar dan pendapatan mencapai USD3 miliar.
Perusahaan yang berbasis di Changsha, Hunan, China memulai bisnisnya pada tahun 1992 dan membuat segala sesuatu dari mobile crane raksasa dan buldoser untuk snowplows dan pavers aspal. Memiliki 20.000 karyawan dan, selain dari China, ia memiliki pabrik di Milan, yang merupakan produsen beton.
10. China Life Insurance, perusahaan asuransi asal Taiwan dengan market value USD1,4 miliar dan pendapatan USD3,1 miliar.
Merupakan perusahaan asuransi terbesar kelima di Taiwan. Perusahaan asuransi asal Inggris, Prudential PLC menjadi pemegang saham terbesar, dengan 8,7 persen, setelah kesepakatan tahun lalu. Keluarga Koo kemungkinan menjadi pemegang saham kedua terbesar melalui beberapa perusahaan investasi, tetapi perusahaan tidak akan mengungkapkan siapa pemegang saham gabungannya.
Pertumbuhan tahunannya untuk laba rata-rata 56 persen selama lima tahun. Didirikan pada 1963 sebagai Asuransi Jiwa Luar Negeri.
11. China Mengniu Dairy, perusahaan yang bergerak di sektor makanan asal China ini memiliki market value sebesar USD5,2 miliar dan pendapatan USD3,8 miliar.
12. Digital China Holdings, perusahaan teknologi asal China dengan market value USD1,6 miliar dan pendapatan sebesar USD6,5 miliar.
13. Dongfang Electric, bergerak di sektor capital goods asal China dengan market value USD7,7 miliar dan pendapatan USD4,8 miliar.
14. Dr Reddy's Laboratories, perusahaan obat dan biotech asal India dengan market value USD4,9 miliar dan pendapatan USD1,6 miliar.
15. GD Midea Holding, perusahaan consumer durables asal China dengan market value USD6,8 miliar dan pendapatan USD6,9 miliar.
16. Glovis, perusahaan yang bergerak di sektor transportasi asal Korea Selatan dengan market value USD5,1 miliar dan pendapatan USD3,5 miliar.
17. Gree Electric Appliances, perusahaan consumer durables asal China dengan market value USD6,2 miliar dan pendapatan USD6,2 miliar.
18. HCL Technologies, perusahaan teknologi asal India dengan market value USD5,6 miliar dan pendapatan USD2,5 miliar.
19. HDFC Bank, bank asal India dengan market value USD21,2 miliar dan pendapatan USD4,5 miliar.
20. Hengan International Group, perusahaan dengan bisnis personal produk asal China dengan market value USD11 miliar dan pendapatan USD1,4 miliar.
21. Hindalco Industries, perusahaan yang bergerak di bisnis material asal India dengan market value USD7,1 miliar dan pendapatan USD13,5 miiar.
22. HTC, perusahaan teknologi asal Taiwan dengan market value USD15,1 persen dan pendapatan USD4,5 miliar.
23. Infosys Technologies perusahaan teknologi India dengan market value USD34 miliar dan pendapatan USD5,1 miliar.
24. ITC, perusahaan yang bergerak di bisnis makanan asal India dengan market value USD26,7 miliar dan pendapatan USD4,3 miliar.
25. Jindal Steel & Power, perusahaan yang bergerak di bisnis materials asal India dengan market value USD13,9 miliar dan pendapatan USD2,5 miliar.
26. JSW Steel, perusahaan yang bergerak di bisnis materials asal India dengan market value USD4,7 miliar dan pendapatan USD4,2 miliar.
27. Kotak Mahindra Bank, perusahaan jasa keuangan asal India dengan market value USD6,5 miliar dan pendapatan USD2,1 miliar.
28. Larsen & Toubro, perusahaan konstruksi asal India dengan market value USD23,7 miliar dan pendapatan USD9,8 miliar.
29. Lenovo Group, perusahaan teknologi asal China dengan market value USD5,6 miliar dan pendapatan USD16,6 miliar.
30. Li & Fung, perusahaan trading asal Hong Kong dengan market value USD19,3 miliar dan pendapatan USD13,5 miliar.
31. Mahindra & Mahindra, perusahaan yang bergerak di sektor consumer durables asal India, market value USD7,8 miliar dan pendapatan USD7 miliar.
32. MediaTek, perusahaan elektronik asal Taiwan, market value USD15 miliar dengan pendapatan USD3,6 miliar.
33. NHN, perusahaan teknologi asal Korea Selatan, market value USD7,9 miliar dan pendapatan USD1,4 miliar.
34. Nine Dragons Paper Holdings, perusahaan sektor material asal Hong Kong dengan market value USD6,4 miliar dan pendapatan USD1,9 miliar.
35. Nintendo, perusahaan teknologi asal Jepang, dengan market value USD35,7 miliar dan pendapatan USD15,3 miliar.
36. Noble Group, konglomerat asal Hong Kong dengan market value USD7,2 miliar dan pendapatan USD31,2 miliar.
37. Olam International, perusahaan makanan asal Singapura, market value USD4,3 miliar dan pendapatan USD7,4 miliar.
38. Rakuten, perusahaan yang bergerak di business service asal Jepang dengan market value USD9,5 miliar dan pendapatan USD3,2 miliar.
39. Rio Tinto, perusahaan tambang asal Australia, dengan market value USD122,4 miliar dan pendapatan USD41,8 miliar.
40. SAIC Motor, perusahaan sektor consumer durables asal China, market value USD20,1 miliar dan pendapatan USD20,3 miliar.
41. Samsung Engineering, perusahaan konstruksi asal Korea Selatan, market value USD4,5 miliar dan pendapatan USD3,5 miliar.
42. Sany Heavy Industry, perusahaan yang bergerak di sektor capital goods asal China, market value USD9,7 miiar dengan pendapatan USD2,4 miliar.
43. Shandong Gold Mining, perusahaan tambang asal China, market value USD9,1 miiar dan pendapatan USD3,4 miliar.
44. Sterlite Industries, perusahaan manufaktur asal India, market value USD11,2 miliar dan pendapatan USD5,4 miliar.
45. Suning Appliance, perusahaan retailing asal China, market value USD USD15,8 miliar dan pendapatan USD8,5 miliar.
46. Tata Consultancy Services, perusahaan teknologi asal India, market value USD35,8 miliar dan USD6,7 miliar.
47. Tencent Holdings, perusahaan teknologi asal China, market value USD33,5 miliar dan pendapatan USD1,8 miliar.
48. Tingyi Holding, perusahaan produsen makanan asal China, market value USD14,3 miliar dan pendapatan USD5,1 miliar.
49. Want Want China Holdings, perusahaan produsen makanan asal China, market value USD10,9 miliar dan pendapatan USD1,7 miliar.
50. Wesfarmers, konglomerat asal Australia, dengan market value USD34,4 miliar dan pendapatan USD43,3 miliar.
http://lansanosplace.blogspot.com/p/nvp-trading-cco.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar